A. Mekanisme Penyinaran sinar-X
Sinar-X
yang dipancarkan dari sistem pembangkit sinar-X merupakan pancaran foton dari interaksi elektron dengan inti atom di anoda. Pancaran foton tiap satuan luas
disebut penyinaran atau exposure. Foton yang dihasilkan dari sistem pembangkit
sinar-X dipancarkan ketika elektron menumbuk anoda. Beda tegangan antara katoda
dan anoda menetukan besar energi sinar-X, juga mempengaruhi pancaran sinar-X.
Dilihat dari spektrumnya sinar-X dibedakan menjadi 2 yaitu sinar-X kontinyu dan
sinar-X karasteristik.
Sinar-X
merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek. Hal
ini dipertegas dengan penelitian Friedsish dan Knipýing pada tahun 1912, yang
mengemukakan bahwa panjang gelombang sinar-X sama dengan sinar ultraviolet
yaitu gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek (Van Der
Plassts, 1972).
Interaksi
dengan materi terjadi bila sinar-X ditembakkan pada suatu bahan. Sinar-X yang
ditembakkan mempunyai energi yang lebih tinggi sehingga mampu mengeksitasi
elektron-elektron dalam atom sasarannya.
B. Pembentukan Sinar-X
Sinar-X
ditemukan pertama kali oleh Wilhelm C. Rontgen pada tahun 1895 dari universitas
Worzburg jerman. Penemuan ini berawal dari pemberian beda potensial antara
katoda dan anoda hingga beberapa kilovolt pada tabung sinar-X. Perbedaan
potensial yang besar ini mampu menimbulkan arus elektron sehingga
elektron-elektron yang dipancarkan akibat pemanasan filamen akan dipercepat
menuju target dalam sebuah tabung hampa udara. Gambar 2.1 berikut ini adalah
Keterangan gambar:
1. Katoda 4. Keping
wolfarm 7. Anoda
2. Filamen 5. Ruang
hampa 8. Diapragma
3. Bidang fokus 6. Selubung 9. Berkas sinar
guna
Prinsip
kerja dari pembangkit sinar-X dapat dijelaskan sebagai berikut, beda potensial
yang diberikan antara katoda dan anoda menggunakan sumber yang bertegangan
tinggi. Produksi sinar-X dihasilkan dalam suatu tabung berisi suatu perlengkapan
yang diperlukan untuk menghasilkan sinar-X yaitu bahan penghenti atau sasaran
dan ruang hampa.
Elektron
bebas terjadi karena emisi dari filamen yang dipanaskan. Dengan sistem fokus,
elektron bebas yang dipancarkan terpusat menuju anoda. Gerakan elektron ini
akan dipercepat dari katoda menuju anoda bila antara katoda dan anoda diberi
beda potensial yang cukup besar. Gerakan elektron yang berkecepatan tinggi
dihentikan oleh suatu bahan yang ditempatkan pada anoda. Tumbukan antara
elektron dengan anoda ini menghasilkan sinar-X, pada tumbukan antara elektron
dengan sasaran akan ada energi yang hilang. Energi ini akan diserap oleh
sasaran dan berubah menjadi panas sehingga bahan sasaran akan mudah memuai.
Untuk menghindarinya bahan sasaran dipilih yang berbentuk padat. Bahan yang
biasa digunakan sebagai anoda adalah platina, wolfram, atau tungsten.
Untuk
menghasilkan energi sinar-X yang lebih besar, tegangan yang diberikan ditingkatkan
sehingga menghasilkan elektron dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan
demikian energi kinetik yang dapat diubah menjadi sinar-X juga lebih besar.
A.
Interaksi Sinar-X dengan Bahan
Interaksi
sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan dari tabung
dikenakan pada suatu objek. Sinar-X yang terpancar merupakan panjang gelombang
elektromagnetik dengan energi yang cukup besar. Gelombang elektromagnnetik ini
dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan listrik dan merambat menurut garis
lurus.
Bila
sinar-X mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton dengan
atom-atom dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan
kehilangan energi yang dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap
satuan massa dinyatakan sebagai satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam
jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule
energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).
1 gray =1 joule / kg
Interaksi
radiasi dengan materi tergantung pada energi radiasi, Jika berkas sinar-X melalui
bahan akan terjadi proses utama yakni:
1. Efek
foto listrik
Dalam
proses foto listrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron, sehingga elektron
tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar dari atom
disebut foton elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi
radiasi rendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom besar.
Bila
foton mengenai elektron dalam suatu orbit dalam atom, sebagian energi foton (Q)
digunakan untuk mengeluarkan elektron dari atom dan sisanya dibawa oleh elektron
sebagai energi kinetik nya. Seluruh energi foton dipakai dalam proses tersebut:
E = hf = Q +Ek
Dengan:
Q = energi ikat elektron,
Ek = energi kinetik
E = energi (joule)
F = frekwensi (hertz)
h = konstanta plank (6,627 x
10-34 J.s)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi efek fotolistrik :
a.
Nomor atom / ketebalan bahan yang dikenai
Jika nomor atom/ketebalan bahan yang dikenainya
semakin tinggi sementara faktor lainnya tetap, maka kemampuan kejadian
penyerapan fotolistrik akan bertambah
b.
Enersi foton sinar-X yang mengenai bahan
Jika enersi foton sinar-X yang mengenai bahan
semakin tinggi sementara faktor lainnya tetap, maka kemampuan menembus akan
semakin besar, sehingga kemungkinan kejadian penyerapan foton listrik akan
berkurang.
Dalam radiografi, tulang (calsium) akan lebih banyak
menyerap enersi sinar-X bila
dibandingkan dengan jaringan lunak yang
terdiri dari otot dan lemak. Akibatnya
jumlah enersi yang melewati jaringan lunak lebih banyak, yang mengenai film
juga lebih banyak, sehingga gambar jaringan lunak pada fim lebih hitam.
Penyerapan
pada tulang dan jaringan lunak :
- Pada eksposi diagnostik (40-100 KeV), kejadian fotolistrik pada tulang lebih kurang 7 kali lebih besar daripada kejadian fotolistrik pada jaringan lunak.
- Pada eksposi 60 kV, jaringan lunak tidak mampu lagi menyerap sinar-X, dan pada eksposi 120 kV ketas, tulang dan jaringan lunak sudah tidak dapat menyerap sinar-X
1. Efek
Compton
Penghamburan
compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah foton dan
sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron yang dianggap
bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton datang), seperti yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
Dalam
suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka tidak mungkin semua
energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika momentum dan energi dibuat
kekal. Hal ini dapat diperlihatkan dengan berasumsi bahwa reaksi semakin
dimungkinkan. Jika hal itu memang benar, maka menurut hukum kekekalan semua
energi foton diberikan kepada elektron dan didapatkan:
E = mc2
Menurut hukum kekekalan momentum,
semua momentum foton (p) harus dipindahkan ke elektron, jika foton tersebut
menghilang:
p
= E = mv
c
Dengan:
E = energi (Joule)
m = massa (Kg)
c = Kecepatan cahaya (m/dtk)
p = momentum
v = kecepatan elektron (m/dtk)
Faktor-faktor
yang mempengaruhi efek Compton :
a.
Nomor atom/ketebalan bahan yang dikenai
jika nomor
atom/ketebalan bahan yang dikenai semakin tinggi sementara faktor yang lain
tetap, maka kemampuan bahan dalam menghasilkan hamburan makin besar, sehingga
kemungkinan kejadian hamburan Compton akan bertambah.
b.
Enersi foton sinar-X yang mengenai bahan
Jika enersi
foton yang mengenai sinar-X yang mengenai bahan semakin tinggi sementara faktor
yang lain tetap, maka hamburan berantai (multiple) dapat terjadi, sehingga
kemungkinan kejadian hamburan Compton akan meningkat.
Hamburan Compton pada tulang dan pada jaringan lunak :
• Jika nomor
atom tulang lebih tinggi daripada nomor atom jaringan lunak, maka hamburan
lebih
banyak terjadi pada tulang
dibandingkan dengan jaringan lunak.
• Pada
eksposi diagnostik, mulai 40 kV perbedaan hamburan pada tulang dan jaringan
lunak signifikan, makin mendekati sampai pada 85 kV, selanjutnya hamburan pada
tulang dan jaringan lunak akan sama besar.
Jumlah kejadian fotolistrik dan Compton pada kV diagnostik :
1. Diawali
dari nilai kV 50 hingga 120, kejadian fotolistrik main menurun jumlahnya.
2. Sementara
pada rentang yang sama, makin meningkat nilai kV kejadian Compton juga semakin
meningkat.
Efek kejadian fotolistrik dan Compton :
• Peristiwa
fotolistrik dan Compton pada hakekatnya
melepaskan elektron dari orbit atom
bahan
yang dikenainya.
• Apabila
elektron yang terlepas berasal dari orbit dalam, maka akan diikuti dengan
peristiwa transisi, yang mengakibatkan terjadinya sinar-X
karakteristik.
Contoh pada atom karbon.
Bahan karbon banyak digunakan dalam radioogi diagnostik untuk membuat
peralatan seperti kaset, meja pemeriksaan, dan lain-lain. Atom karbon yang
dikenai enersi penyinaran diagnostik, dapat melepas elektron dari orbit dalam,
diikuti transisi dan mengakibatkan terjadinya foton karakteristik.
1. Produksi
Pasangan
Sebuah
foton yang energinya lebih dari 1.02 MeV. Pada saat bergerak dekat dengan
sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan energinya akan muncul kembali
sebagai suatu positron dan elektron.
Kejadian tersebut akan diikuti oleh hilangnya kedua
partikel gabungan itu (hilang masa) dan berubah
menjadi sepasang foton kembar
yang disebut radiasi annihilasi. Sifat-sifat radiasi annihilasi (foton
kembar) :
1.
Arah masing-masing saling berlawanan 18°
2.
Enersi
masing-masing sama yaitu sebesar 0,51 MeV
Disebut
annihilasi karena jumlah enersi kedua foton kembar adalah sama dengan besarnya
enersi foton mula-mula yang melakukan interaksi dengan atom.
terima kasih atas info nya
BalasHapussangat membantu . .