Rabu, 05 Februari 2014

Discography


A. Pengertian

Discography adalah pemeriksaan radiografi dari diskus intervertebralis dengan bantuan sinar-x dan bahan media kontras positif yang diinjeksikan kedalam pertengahan diskus dengan cara memasukkan jarum ganda untuk menegakkan diagnosa.
Pemeriksaan discography pertama kali diperkenalkan oleh seorang Radiolog asal Swedia yaitu K. Lindblom pada tahun 1948 dan dikembangkan oleh Doward dan Butt. Pemeriksaan ini digunakan untuk memperlihatkan herniasi discus atau degenerasi yang biasanya terjadi pada daerah lumbo-sacral dan terkadang terjadi di daerah cervical. Discography dapat dilakukan terpisah atau bersama-sama dengan myelography.

B. Anatomi 
Discus adalah ruang persendian yang dibentuk antara dua vertebrae yang dikuatkan oleh ligamentum yang berjalan di depan dan di belakang corpus vertebrae sepanjang columna vertebralis. Discus pada masing-masing corpus berbentuk pendek silindris.
Banyak lamella vertikal pada daerah discus yang berbentuk spons, sehingga memungkinkan untuk menahan goncangan. Bagian luarnya dilingkupi tulang keras yang tipis. Discus terdiri dari
1.       Lingkaran fibrus cartilago, merupakan lapisan cartilago yang menutupi permukaan atas dan bawah dari setiap body vertebrae.
2.      Annulus fibrosus, merupakan lapisan jaringan fibrus dan cartilago yang membentuk bantalan diantara lingkaran cartilago.
3.      Nucleus pulposus ;yaitu pusat dari annulus fibrosus.
Pada keadaan normal, discus berfungsi sebagai penahan goncangan dan memberikan keseimbangan pada columna vertebralis pada saat tubuh dalam keadaan tegak. Sendi yang terbentuk antara discus dan vertebrae adalah persendian dengan gerakan yang terbatas saja dan termasuk sendi jenis simphisis, yaitu sebuah persendian yang hanya dapat bergerak sedikit, tetapi jumlahnya yang banyak memberi kemungkinan membengkok kepada columna secara keseluruhan. Selama menjadi bagian yang tidak kaku dari columna vertebralis, maka discus ini akan memberikan flexibilitas dan mempunyai tekanan yang sama, tetapi jika dalam keadaan fleksi , ekstensi atau salah satu sisinya menahan beban maka salah satu sisi discus tersebut akan menambah tekanan sesuai dengan besar tekanan tersebut.

C. Indikasi
·         Ruptur Nukleus Pulposus
·         Lesi internal discus, yang tidak dapat dilihat pada pemeriksaan myelografi.
·         Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
·         Penyempitan saluran spinal canal.

D. Kontra Indikasi
·         Alergi terhadap bahan kontras.
·         Pendarahan
·         Multiple sclerosis


E. Persiapan Alat & Bahan

Steril :
·         Needle dengan ukuran 20cc dan 25
·         Spuit 10 ml dan 20 ml
·         Drawing-up canule
·         Gallipot
·         Kain kassa
·         Kapas
·         Media kontras yang digunakan 0,5 cc – 2 cc Angiografin atau Conray 280 atau garam meglumine dari iothalamate atau diatrizoate 0,5 cc – 2 cc.
Unsteril :
·         Pesawat sinar-x dan fluroskopi
·         Kaset dan film
·         Grid/lysolm
·         Marker
·         Gonad shield
·         Apron
·         Botol obat antiseptik hibitane 0,5 %
·         Botol anastesi lokal lignocaine 1 %
·         Ampul media kontras
·         Jarum disposable
Peralatan dan obat-obat emergensi

F. Persiapan Pasien

Ø  Jika pasien wanita, tanyakan apakah pasien hamil.
Ø  Tanyakan apakah pasien mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
Ø  Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma.
Ø  Penandatanganan informed consent.
Ø  Melepaskan benda-benda logam pada daerah yang akan diperiksa.
Ø  Pasien puasa selama 5 jam sebelum pemeriksaan.
Ø  Pasien diberi penjelasan tentang prosedur pemeriksaan.
Ø  Dibuat plain foto posisi AP dan lateral pada daerah yang akan diperiksa.
Ø  Premedikasi : diberikan obat sedatif, yaitu kombinasi dari 10 mg Drop ridol & 0,15 mg phenoperidin (Park, 1973).


G. Metode Penyuntikan
Pada pemeriksaan discography, ada dua cara dalam penyuntikan media kontras yaitu :
v  Dengan 1 jarum (Standard Spinal Puncture Needle).
v  Dengan 2 jarum (The Double Needle Combination).
Double jarum terdiri dari :
·         Jarum ukuran 20, yang akan digunakan untuk menyuntik spinal dan mencapai annulus fibrosus.
·         Jarum ukuran 25 (lebih panjang dari jarum ke-1),yang akan digunakan sebagai jarum penunjuk untuk menembus celah sampai menemukan pusat dari nucleus pulposus.
Jarum yang digunakan untuk daerah cervical biasanya digunakan dengan panjang 2 – 2,5 inchi, sedangkan untuk daerah lumbal 3,5 – 5 inchi. Penyuntikan dilakukan di bawah kontrol fluoroskopi. Kombinasi dengan jarum double lebih baik daripada dengan satu jarum.


H. Prosedur Pemeriksaan
1. Pasien diposisikan lateral decubitus, dengan punggungnya dilengkungkan serta lutut difleksikan.Bantalan busa hendaknya ditempatkan di suatu tempat yang dianggap perlu agar tulang belakang itu menjadi paralel dengan meja pemeriksaan.
2.      Daerah yang akan dipunksi diberikan antiseptik.
3.      Kemudian dengan kontrol fluoroskopi, jarum dengan ukuran 20 ditusukkan diantara ruas spinosus dan langsung ketulang cincin dari discus yang akan diperiksa dan ujung jarum menembus annulus fibrosus.
4.  Kemudian masukkan jarum kedua,ke dlm jarum ke satu (jarum kedua lbh pjg daripada jarum pertama),shg jarum tsbt terletak dlm nucleus pulposus.
5.      Kemudian dilakukan penyuntikan kontras media.
6.      Lalu dibuat proyeksi lateral dengan jarum tetap berada di dalamnya. Bila media kontras sudah cukup, jarum dicabut dan daerah penyuntikan ditutup.
7.      Kemudian pasien diposisikan supine, paha difleksi secukupnya agar bagian belakang tubuh menempel meja pemeriksaan.
8.      Kemudian dibuat posisi AP dengan 100 – 200 cranial

Jika dibutuhkan maka dibuat foto oblique


 I. Komplikasi
·         Rasa pegal pada daerah punksi
·         Retro peritenal haemorahage
·         Disc herniation

J. Perawatan Pasien
·         Bed rest selama 24 jam.
Periksa tekanan darah dan pernapasan setiap 30 menit selama 4 jam pertama dan setiap 4 jam selama 24 jam